Minggu, 27 Maret 2016

Zona nyaman PNS

11 tahun sudah saya berada di zona nyaman. Zona nyaman sebagai seseorang yang berpenghasilan tetap. Iya, itu nyamannya. Tetapi jauh dari itu secara hati, saya belum merasa nyaman. Banyak sekali pertentangan dalam diri saya. Belum lagi masalah ketiadaan asisten rumah tangga di rumah. Masalah itu menyebabkan saya sering terlambat, tidak konsentrasi bekerja, dan yang pasti mengganggu konsentrasi suami juga.
Sekarang, saya semakin mantap untuk keluar dari PNS. Iya, ingin sekali keluar secepatnya.

Aneh, iya saya memang aneh. Tapi biarlah, yang penting saya bisa mengurus rumah tangga dengan baik. Suami juga bisa fokus bekerja. Tidak terbebani dengan masalah di rumah. Kadang saya merasa bersalah sebagai seorang isteri dan ibu. Ah,....

Belum lagi suasana di kantor yang kurang nyaman. Serba aneh. Benar dan salah tidak lagi menjadi perkara yang jelas.

Akan banyak sekali yang menentang. Itu pasti!!
Tapi, bukankah Allah saja yang Maha Benar Janjinya...

Wallahu'alam. Semoga saya bisa merealisasikan keputusannya.

Minggu, 28 Februari 2016

Saatnya nanti..

Saatnya nanti orang-orang yang berkuasa akan dipergilirkan
Saatnya nanti yang di atas akan bertukar dengan yang dibawah begitu seterusnya
Saatnya nanti akan ada tawa dan tangis, senang dan sedih
Saatnya nanti akan ada pengadilan yang Maha Adil

Ah akan kemanakah jiwa ini...
Semoga berkumpul dengan orang-orang shalih
dengan para Nabi,
dan menatap indah wajahMu Rabb

Maka hari ini dan seterusnya...
Kuindahkan lisan dan tulisanku untuk menghamba padaMu
Ampuni semua dosaku Rabb

Do'aku

Ya Allah.. lindungilah kami dari siksa api neraka
Ya Allah berkahilah keluarga kami
Ya Allah...tinggikanlah derajat kami
Ya Allah... jadikan aku orang yang bermanfaat
Ya Allah tunjukkan aku jalan yang lurus...
Rabb tolong kami

Minggu, 21 Februari 2016

Ayah dan anak perempuannya




"Kenapa cuma ayah dengan anak perempuannya?" mungkin itu pertanyaan yang terlintas pertama membaca judul di atas. Iya, karena saya cuma akan bercerita tentang dialog antara suami dan anak-anak perempuan kami.

Biasanya saat berkendara bersama keluarga akan duduk di depan mendampingi suami. Anak-anak duduk dibelakang. Namun saat perjalanan kemarin anak-anak minta duduk didepan. Alasannya mereka pusing duduk di bagian paling belakang. O ya perlu diketahui kendaraan pribadi kami adalah sedan. Pada perjalanan ke Bandung kemarin kami meminjam mobil teteh saya karena kondisi mobil kurang sehat dan kami harus membawa orang tua. Mobil teteh adalah MPV 3 Roll. Anak-anak duduk di bagian paling belakang. Sebenarnya saya sudah membuat kondisi senyaman mungkin tapi mereka tetap bilang pusing.

Okelah akhirnya saya mengalah. Secara bergantian Aqilah dan Kamila duduk di depan berdampingan dengan ayahnya. Ada yang menarik bagi saya sebagai seorang Ibu. Baik Aqilah maupun Kamila sama-sama asyik ngobrol dengan ayahnya. Ya...pertanyaan-pertanyaan sepele tapi memang berbeda ya sudut pandang jawaban seorang ayah dan seorang ibu. Ayahnya sabar sekali menjawab setiap pertanyaan Aqilah dan Kamila walaupun saya tahu kondisi ayahnya yang sangat lelah. Bahkan setelah terjadi insiden mobil menyenggol bahu jalan pun sang Ayah masih bisa menjawab dengan tenang. Whuaaa.... beda banget dengan aku. Iya suamiku sabar sekali meladeni anak perempuannya.

Apa saja yang ditanyakan mereka?
1. Ayah, marka jalan itu apa
2. Ayah, ini masih di Bandung?
3.....

Sayangnya saya lupa pertanyaan apa saja yang diajukan bocah-bocah heuheu. Intinya, sering-seringlah anak-anak mengobrol dengan anak-anaknya. Sebagian besar waktu anak-anak biasanya bersama ibunya. Jadi saat dengan ayahnya tentu cakrawala pengetahuan mereka juga bertambah. Yang pasti sudut pandangnya juga berbeda.

Demikianlah, Ayah....ayo jalan-jalan lagi...heheh

Kamis, 07 Januari 2016

Liburan di penghujung 2015

Alhamdulillah...masih ada jatah cuti tahunan. Maka jadilah saya cuti tiga hari di akhir tahun. Niatnya memang untuk menemani anak-anak yang sedang berlibur di akhir semester. Menemani anak-anak bermain di rumah, menemani ke perpustakaan, dan jalan-jalan. Ya... khadimatpun tidak ada. Jadinya libur cutipun diisi dengan menjadi IBU RUMAH TANGGA 100%. Nah lho... iya kali ini aku menjiwai sekali status ini. Biasanya kalo khadimat tidak ada pusiiing. Tapi sekarang alhamdulillah menikmati. Mungkin karena efek cuti ya...nggak ada beban.

Satu hal saya bisa mengajarkan tanggung jawab kepada anak-anak. Saya mencontoh apa yang dilakukan oleh almh.Emak yang membagi tanggung jawab kepada anak-anaknya. Maka Aqilah diberi tugas untuk membersihkan ruang keluarga dan kamar tidur. Kamila diberi tugas membersihkan area dapur sampai ke depan. Alhamdulillah mereka senang dan hepi. Bahkan Kamila teliti sekali membersihkan meja dan kursi makan ckckck...luar biasa anak cantik. Aqila menyetrika, Kamila mencuci piring. Seru juga. Tapi jangan membayangkan mereka setiap hari rutin ya...karena bisa saja mereka macet karena ada film kartun :( . Yaaa namanya juga anak-anak kudu sabar mengingatkan dan menyemangati.

Jadi liburannya dimana??? ya sekitaran Cilegon lah dan pastinya bebenah rumah hehe... love u kids.


Rabu, 24 September 2014

Selamat ulang tahun Aqilah...

Aqilah....sekarang sudah tujuh tahun Nak usiamu
Ibu bangga kepadamu Aqilah...
Ibu sayaaaaang Aqilah
Sekarang Aqilah sudah kelas satu SD
Teteh memang pinter...di kelas teteh sudah bisa adaptasi
Dan nilai teteh didominasi nilai 100

Maafkan ibu teh..
jika ibu kadang tidak sabar
Klo Aqilah susah mandi
Kalo Aqilah susah bangun
KAlo Aqilah lama pake baju
Kalo Aqilah senengnya maiiiiiiin dan maiiiin
KAlo Aqilah senengnya duduk diatas pohon seri (enak banget bu...santai katanya)
Kalo Aqilah tetep main sampai maghrib

Ah...dunia sekarang memang tak lagi ramah untukmu Nak
Anak-anak bebas bermain kaya Aqilah mungkin dianggap orang ibunya ga ngurus
Ah.... bermainlah sebebasmu Nak
Sampai kau puas dan habiskan kekanak-kanakanmu hingga saat dewasa nanti kau tidak lagi kekanak-kanakan...

Selamat ulang taun Aqilah sayaang